Anda pasti pernah
melihat iklan produk air minum beroksigen, atau bahkan pernah mengonsumsinya
pula. Saat ini, produk air minum beroksigen memang membanjiri pasaran dengan
bermacam-macam merek dan klaim. Air minum beroksigen diklaim mengandung oksigen
(O2) dalam jumlah yang jauh lebih banyak (antara 7-10 kali lipat) dibandingkan
air minum biasa, sehingga dapat meningkatkan suplai oksigen ke dalam tubuh dan
meningkatkan stamina tubuh.
Pertanyaan yang muncul
adalah, apakah air minum beroksigen benar-benar bermanfaat seperti yang diklaim
di dalam iklan-iklan?
Penulis mencoba merangkumkan
beberapa hasil penelitian terkait air minum beroksigen untuk memberikan fakta
yang lebih berimbang, sehingga pembaca sekalian dapat menilai dan menimbang
sebelum memutuskan untuk mengonsumsi air minum beroksigen. Ada dua jenis
penelitian yang dirangkum di sini, yaitu penelitian yang memberikan hasil
negatif dan penelitian yang memberikan hasil positif mengenai manfaat air minum
beroksigen.
Penelitian
yang memberikan hasil negatif:
- Penelitian pertama dilakukan terhadap 12 subjek uji (pria dan wanita) usia muda dan sehat secara fisik. Parameter yang diukur adalah detak jantung, tekanan darah, kadar laktat dalam darah, dan kapasitas pernafasan maksimal, baik sebelum, selama, maupun sesudah olahraga menggunakan treadmill. Hasil dari penelitian ini adalah air minum beroksigen tidak terbukti meningkatkan performa/ketahanan fisik saat berolahraga ataupun mempercepat masa pemulihan dari kelelahan setelah berolahraga.1)
- Penelitian berikutnya dilakukan terhadap 20 pria usia muda dengan menggunakan tes spiroergometrik sepeda. Parameter yang diukur sama dengan penelitian pertama, bedanya data diambil setiap hari selama 2 minggu. Hasilnya, konsumsi air minum beroksigen tidak meningkatkan ketahanan aerobik pada partisipan dibandingkan dengan konsumsi air minum biasa.2)
- Penelitian terbaru dilakukan terhadap 12 atlet sepakbola sebagai subjek uji dengan menggunakan tes treadmill. Beberapa parameter yang diukur sama dengan penelitian sebelumnya di atas, salah satunya adalah VO2max, yaitu suatu indikator untuk mengetahui ketahanan aerobik dan kesehatan kardiovaskuler seorang individu selama berolahraga. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa air minum beroksigen tidak meningkatkan ketahanan aerobik para atlet dibandingkan dengan air mineral biasa.3)
Kesimpulan dari ketiga
penelitian di atas adalah: konsumsi air
minum beroksigen tidak terbukti meningkatkan stamina atau ketahanan fisik
dibandingkan dengan konsumsi air minum biasa.
Penelitian
yang memberikan hasil positif:
Penelitian
ini dilakukan terhadap 108 pasien diabetes mellitus (kencing manis/DM).
Parameter yang diukur adalah kadar gula darah puasa, kadar gula darah sesudah
makan, dan kadar zat malondialdehyde/MDA
(suatu radikal bebas yang dapat terbentuk di dalam tubuh apabila kadar
antioksidan tubuh menurun). Ketiga parameter itu diukur sebelum perlakuan (baseline), 45 hari dan 90 hari sesudah
perlakuan. Partisipan dibagi menjadi 2 grup secara acak, yaitu grup yang
mendapat air minum beroksigen dan grup yang mendapat air minum biasa.4)
Hasilnya,
pada grup yang mendapat air minum beroksigen, terjadi penurunan kadar gula
darah puasa pada 45 hari dan 90 hari sesudah perlakuan, sedangkan penurunan kadar
gula darah sesudah makan baru terjadi pada 90 hari sesudah perlakuan.4)
Namun, hal yang perlu menjadi catatan adalah penurunan kadar gula darah puasa
dan sesudah makan juga terjadi pada grup yang mendapat air minum biasa (kedua
grup sama-sama mengalami penurunan kadar gula darah yang bermakna), sehingga
belum dapat disimpulkan bahwa air minum beroksigen mampu menurunkan kadar gula
darah lebih baik dibandingkan air minum biasa. Begitu pula dengan penurunan kadar
MDA. Grup yang mendapat air minum beroksigen memang mengalami penurunan kadar
MDA yang bermakna dibandingkan air minum biasa pada 90 hari sesudah perlakuan.
Namun, perbedaan kadar MDA antara grup air minum beroksigen dan grup air minum
biasa memang sudah terjadi sebelum perlakuan (baseline), sehingga juga belum dapat disimpulkan bahwa air minum
beroksigen mampu menurunkan kadar radikal bebas lebih baik dibandingkan air
minum biasa.
Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah masih
diperlukan penelitian lebih lanjut sebelum dapat menyatakan bahwa air minum
beroksigen dapat menurunkan kadar gula darah maupun kadar radikal bebas pada pasien
diabetes mellitus.
Referensi:
- Willmert, N., Porcari, J.P., et al., 2002, The Effects of Oxygenated Water on Exercise Physiology During Incremental Exercise and Recovery, Journal of Exercise Physiology Online 2002;5(4):16-21.
- Leibetseder V., et al., 2006, Does Oxygenated Water Support Aerobic Performance and Lactate Kinetics?, International Journal of Sports Medicine 2006; 27(3):232-235.
- Fuller, P.J., 2010, The Effects of Activated Stabilized Oxygen on Aerobic Endurance in Division II Collegiate Male Soccer Players, Thesis, Humboldt State University.
- Handajani, Y.S., dkk., 2009, The Effect of Oxygenated Water in Diabetes Mellitus, Med J Indones Vol.18 No.2 April-June 2009.